PERILAKU KOLEKTIF
Perilaku kolektif adalah pengalihan kontrol yang sederhana (dan rasional) terhadap tidakan suatu pelaku kepada pelaku lain. Sebagaimana dalam sebagian relasi wewenang, pengalihan ini pada fenomena yang dikenal sebagai perilaku kolektif, terjadi secara sepihak , tidak menjadi bagian dari pertukaran. Perilaku yang ditampilkan tersebut bersifat sementara atau terus menerus berubah, tidak dalam kondisi seimbang atau stabil. Kelompok fenomena ini meliputi penarikan uang di bank, kepanikan di bioskop yang padat ketika alarm kebakaran berbunyi, jenis tren perilaku yang kadang-kadang menyebar luas di kalangan anak-anak seperti demam hula hoop atau skateboard. Fenomena tersebut berlangsung sangat menarik sekaligus membingungkan adalah bahwa fenomena tersebut berlangsung secara singkat, sementara, dan tampaknya tidak dapat diramalkan. Oleh karena itu pemahaman tentang fenomena ini sangat bermanfaat untuk mengkaji perubahan sosial. Misalnya pemberontakan dan revolusi, biasanya ditandai dengan berbagai contoh perilaku kolektif.Beberapa saran tentang prosese-proses yang terlibat dalam perilaku kolektif diberikan oleh pengkajian terhadap sistem kepercayaan. Tindakan individual yang menjadi landasan sistem kepercayaan dan relasi keprcayaan berupa pengalihan kontrol tindakan secara sepihak, dan pengalihan inilah yang akan menjadi inti penjelasan perilaku kolektif di tingkat mikro. Dipandang dari pelaku dan peristiwa, perilaku di tingkat mikro tersebut dapat dilihat sebagai perilaku yang dimulai dengan pengendalian satu peristiwa, yaitu tindakan pelaku itu sendiri, oleh masing-masing pelaku. Agar muncul perilaku kolektif maka harus terjadi perubahan dari situasi ini, dengan masing-masing individu mengendalikan tindakannya sendiri, menuju situasi yang pengendalian atas tindakannya dialihkan kepada pelaku lain.
Masalah yang dihadapi oleh para pakar perilaku kolektif adalah bahwa tindakan para anggota massa sebenarnya bukanlah tindakan rata-rata yang diambil oleh anggota tersebut secara individu, tampaknya muncul perilaku baru. Pada satu tingkat pemahaman memang mudah untuk melihat mengapa fenomena yang ditampilkan sebagai perilaku kolektif dalam uraian ini tidak mengarah pada keseimbangannya yang stabil. Pedahal pemaksimalan individual atas kegunaan menghasilkan keseimbangan yang stabil pada berbagai situasi sosial. Dalam pertukaran barang-barang pribadi para pelaku yang rasional akan memaksimalkan kegunaan dengan menukar beberapa barang yang mereka miliki untuk mendapatkan barang lain yang lebih mereka perlukan
Ciri-Ciri Umum Perilaku Kolektif
a) Heterogenitas Kontrol
Dalam situasi yang dapat menimbulkan kepanikan penyelamatan diri, terdapat variasi dalam homogenitas massa. Dalam sebuah cerita tentang kebakaran diteater pertunjukan oleh runyon, penari strip-tase mencegah kepanikan, menarik perhatian dan meredakan desakan massa untuk keluar, dengan telanjang diri sepenuhnya. Dalam kehidupan nyata terjadi kasus yang serupa. Dalam kepanikan di teater yang tampil pada malam itu, berupaya mati-matian dari atas panggung untuk menenangkan massa dan meminta massa keluar dengan tertib. Meski ia gagal mengapa ia tetap berusaha, padahal para penonton berdesak-desakan untuk keluar? Jawabannya mungkin adalah bahwa ia memiliki akses jalan keluar yang berbeda, jalan keluar yang tidak berdesak-desakan yang berarti bahwa ia dapat menunda untuk keluar dengan tertib. Tetapi apapun jawabannya, tetap rasional bagi orang lain untuk lari. Hal ini terjadi jika pengalihan kontrol cukup asismetris yaitu jika semua penonton telah mengalihkan tingkat kontrol yang tinggi atas tindakan mereka kepadanya (karena jarak pandangnya di panggung cukup jauh) ia, dengan tindakannya dapat menunjukan jalan keluar dengan tertib dan berpeluang besar untuk penyelamatan diri. Tidak ada orang lain dalam posisi semacam itu. Hal ini diindikasi bahwa semakin besar heterogenitas distribusi perhatian (atau kontrol) dalam sebuah massa, maka semakin besar kemungkinan bahwa kontrol dialihkan sedemikian rupa sehingga terasa sebagai kebutuhan seseorang untuk tidak lari dan semakin besar kemungkinan bahwa contoh ini akan diikuti, yang menyebabkan keluar dengan tertib
b) Kepanikan Bank dan Bursa Saham
Penarikan uang secara beramai-ramai di bank atau kepanikan untuk menjual saham karena penurunan harga memiliki struktur yang sama dengan struktur kepanikan fisik penyelamatan diri, tetapi struktur imbalannya agak berbeda, yang menimbulkan perbedaan perilaku sistem. Pada kepanikan d bank ada dua tindakan kepanikan yaitu menarik deposito atau membiarkannya, menarik deposito dapat disamakan dengan lari dalam kepanikan fisik penyelamatan diri. Di tingkat mikro, investor atau penyetor individual sebaiknya tidak ikut menarik uangnya, jika perusahaan atau bank berada dalam keadaan kebangkrutan, maka investor atau penyetor individual tersebut lebih baik segera menjual sahamnya atau menarik uangnya.
Perbedaan penting antara kedua jenis kepanikan tersebut adalah bahwa dalam kepanikan di bank muncul tindakan tunggal, dan dalam kepanikan fisik penyelamatan diri terjadi serangkaian tindakan berkelanjutan.
c) Kegemaran yang berlebihan
Kegemaran yang berlebihan berkembang sedemikian cepat, melampaui tingkat rasionalitas individu untuk terus membeli. Penjelasan tentang masalah ini bergantung pada aspek khusus pengalihan kotrol dalam situasi semacam itu. Oleh karena itu selama orang lain terus membeli maka probabilitas subyektifnya tetap tinggi. Jika pembelian berhenti maka fakta ini memberi informasi yang mendorong banyak pembeli untuk menurunkan probabilitas subyektifnya.
d) Kepercayaan yang Menular
Jenis perilaku kolektif lain yang tampaknya memiliki beberapa kesamaan elemen dengan kegemaran yang berlebihan adalah kepercayaan yang menular. Kepercayaan yang menular ditampilkan melalui kepercayaan pada piring terbang, hantu, dan fenomena asing namun diterima secara luas lainnya. Perilaku tersebut jelas melibatkan pengalihan kontrol atas kepercayaan.
e) Massa yang Meluap-Luap dan Penuh Permusuhan
Sistem perilaku yang berbeda dengan kepanikan dan kegemaran berlebihan adalah sistem perilaku massa yang terlibat dalam tindak permusuhan, destrutif, atau meluap-luap, yang tak satupun anggotanya akan melakukan secara sendirian. Jenis perilaku ini dinamakan “mob” tindakan kejam yang kadang-kadang dilakukan oleh para tentara ketika menduduki sebuah perkampungan, menjarah, memperkosa, merusak- menunjukan fenomena ini.
Mengapa Heterogenitas Menimbulkan Efek-Efek yang Berlawanan Pada Massa yang Meluap-Luap dan Kepanikan Penyelamatan Diri
Prediksi bahwa massa yang heterogen lebih mungkin menimbulkan tindakan meluap-luap dari pada massa yang homogen didasarkan pada definisi khusus tentang heterogenitas sebagai yang tersusun dari perbedaan-perbedaan kekuatan hambatan normatif diantara individu-individunya yang bersumber pada pihak berwenang yang ada. Prediksi tentang kepanikan penyelamatan diri didasarkan pada jenis heterogenitas yang berbeda yaitu heterogenitas dalam distribusi perhatian atau kontrol yang dilakukan, yang diprediksi akan mengurangi kemungkinan panik. Oleh karena itu dua prediksi tersebut tidak bertentangan secara langsung. Namun teori yang dikembangkan disini juga mempresiksi bahwa dalam distribusi massa yang meluap-luap jenis heterogenitas kedua yaitu dalam distribusi perhatian, lebih mungkin menimbulkan tindakan dari pada distribusi perhatian atau pengalihan kontrol yang egaliter atau homogen. Massa penuh permusuhan yang dipandu oleh pemimpin lebih mungkin melakukan tidndakan dari pada massa tanpa pemimpin. Namun dalam situasi yang menimbulkan kepanikan, massa yang dipandu oleh seorang pemimpin tidak mungkin menimbulkan kepanikan daripada massa tanpa pemimpin.
Tren (Fads) dan Mode (Fashion)
Bentuk perilaku kolektif yang berbeda dengan kepanikan dan massa yang penuh permusuhan adalah tren dan mode dalam kategorinya yang luas. Tren menunjukan pola tertentu sepanjang waktu, tren mengalami perkembangan bermula secara lambat dan kemudian menemukan momentumnya, hingga mencapai puncak kemudian menurun hingga lenyap ditelan waktu. Dengan memfokuskan perhatian pada tren linguistik dan mode pakaian akan dijumpai satu elemen yang berpeluang besar muncul pada semua tren. Yaitu penggunaan linguistik atau model pakaian seseorang disesuaikan dengan respon pikiran orang lain. Hal ini berakibat pada upaya untuk menjadikan model pakaian atau pemakaian tersebut dapat diterima atau dipahami oleh orang lain. Dalam kasus semacam itu, perilaku sering kali dikatakan dikontrol oleh norma. Dalam kasus lain model atau pemakaian kata-kata tersebut bisa jadi dirancang untuk megejutkan, untuk menarik perhatian orang lain pada tindakan tersebut atau untuk menghasilkan pengaruh tertentu. Kadang-kadang dikatakan bahwa seseorang yang bertindak dengan cara ini berarti meremehkan konvensi. Dua pola perilaku ini tampaknya menjalankan fungsi yang berbeda bagi pelakunya.
Prediksi-Prediksi Khusus Tentang Perilaku Kolektif
Berbagai bentuk perilaku kolektif yang dikaji pada bab ini nyatanya memiliki sifat yang berlainan. Berdasarkan analisis terhadap struktur sistem ini di tingkat mikro, tentunya memungkinkan untuk memprediksi perilaku sistem di tingkat makro. Analisis terhadap kepanikan penyelamatan diri dan khusunya massa yang penuh permusuhan menghasilkan beberapa prediksi yang telah disebutkan pada awal bab kiranya bermanfaat untuk menyatakan kembali prediksi tersebut disini dengan beberapa penambahan.
1) Dalam kepanikan penyelamatan diri fisik, semakin besar fokus perhatian pada satu atau beberapa orang (yaitu,semakin besar heterogenitas terkait dengan fokus perhatian) maka semakin kecil kemungkinan akan terjadi kepanikan.
2) Dalam kepanikan di bank (fase tindakan tunggal) tidak ada efek semacam itu.
3) Pada massa yang penuh permusuhan semakin besar fokus perhatian pada satu atau beberapa orang, maka semakin besar kemungkinan bagi masa tersebut untuk mengambil tindakan bermusuhan atau meluap-luap, dan semakin terorganisir tindakannya.
4) Pada massa yang penuh permusuhan, semakin besar heterogenitas diantara individunya terkait dengan hambatan-hambatan normatif mereka (mempertahankan terus-menerus tingkat rata-rata hambatan normatif dan kesamaan kepentingan), maka semakin besar kemungkinan bagi massa tersebut untuk melakukan tindakan kolektif yang penuh permusuhan atau meluap-luap.
5) Melatih orang agar keluar dengan tertib dan mengarahkan perhatian pada pemimpin yang ditunjuk akan sangat membantu dalam mencegah kepanikan penyelamatan diri (urutan tindakan) tetapi tidak untuk kepanikan di bank ( fase tindakan tunggal)
6) Dalam kepanikan penyelamatan diri, semakin penting posisi individu di dalam massa tersebut ( yaitu, semakin besar perhatian diarahkan kepadanya) maka semakin besar kemungkinan baginya untuk menampilkan perilaku keluar dengan tertib.
7) Semakin besar sebuah massa berada dalam angka mutlak, maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan tindakan kolektif yang penuh permusuhan atau meluap-luap.
8) Semakin besar sebuah massa berada dalam angka mutlak, maka semakin besar kemungkinan munculnya kepanikan dalam situasi fisik penyelamatan diri
9) Relasi semacam itu tidak muncul dalam kepanikan di bank
10) Kepanika fisik penyelamatan diri (urutan tindakan) menunjukan varibalitas hasil yang semakin lebih besar ketika kondisinya sama daripada kondisi yang berlaku bagi kepanikan di bank ( tindakan tunggal)
11) Kepercayaan yang bericri menyebar dipastikan akan muncul ketika terjadi perubahan sosial yang luas, ketika hak kontrol ditarik dari institusi yang memegang kekuasaan/ Kewenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar